Implementasi Teknologi Informasi untuk Optimalisasi Wisata Religi di Kabupaten Tasikmalaya
Kata Kunci:
Teknologi Informasi, Wisata Religi, Ziarah, Destinasi WisataAbstrak
Wisata religi merupakan salah satu potensi pendapatan bagi Kabupaten Tasikmalaya. Pengunjung datang ke lokasi secara rombongan atau keluarga/pribadi. Meski atraksi religi yang sangat kental memberikan jumlah kunjungan yang meningkat namun banyak hal yang belum maksimal. Seringkali pengunjung kecewa karena tidak bisa mencapai lokasi karena kondisi jalan raya, tidak tersedianya fasilitas umum yang memadai, kemacetan dan kelebihan pengunjung. Selain itu, potensi kehadiran pengunjung ke daerah Tasikmalaya tidak dimanfaatkan untuk menarik mereka ke potensi wisata lainnya seperti kuliner, kerajinan dan lain-lain. Terlihat tidak ada peningkatan yang signifikan pada okupansi hotel, pusat transaksi kerajinan dan pusat kuliner pada saat musim liburan.
Kendala utama dari permasalahan ini adalah data dan informasi yang belum tersedia dikelola dan diolah secara serius dan terintegrasi. Tidak ada data mengenai dukungan lokasi destinasi wisata (fasilitas umum, penginapan, transportasi, dll), tidak ada data jumlah kunjungan dan sebarannya, tidak ada integrasi data dengan pelaku pariwisata lainnya. Penelitian yang dilakukan telah mengembangkan sistem yang mampu mengumpulkan informasi terkait pariwisata dan pendukungnya (perjalanan, hotel, restoran dan event). Informasi yang dikumpulkan harus berasal dari sumber yang akurat, valid, dan dapat diandalkan. Mengidentifikasi sumber data dan menyediakan akses ke sistem untuk membuat perubahan secara real time.
Sistem yang dibangun telah berhasil menarik minat masyarakat luar dan dalam. Masyarakat yang berada di dalam akan lebih siap memanfaatkan kedatangan wisatawan dan masyarakat luar semakin tertarik mengunjungi wisata religi di Tasikmalaya. Dengan adanya minat tersebut diharapkan dapat meningkatkan potensi ekonomi yang dipicu oleh kegiatan pariwisata khususnya wisata religi.
Referensi
[1] Ondabu E. Kiage, “Influence of Perceived Value on Tourist Future Intentions to Creative Tourism Attractions in Kenya’s North Coast,”
J. Tour. Hosp. Manag., vol. 6, no. 4, pp. 152–166, 2018, doi: 10.17265/2328-2169/2018.08.002.
[2] D. R. Fhonna, S. Lubis, and A. Purwoko, “The Development Strategy of Bukit Lawang Ecotourism and Its Impact toward Community Economy in Langkat Regency,” Int. J. Res. Rev., vol. 8, no. 7, pp. 67–76, 2021, doi:10.52403/ijrr.20210711.
[3] N. Abu, S. M. Khaidi, and N. Muhammad,“New tourism product forecasting - A study of different potential markets New Tourism
Product Forecasting - A Study of Different Potential Markets,” AIP Conf. Proc., vol.070001, no. November, 2021.
[4] B. TEWAL, S. MANDEY, A. TUMBEL, and M. LAODE, “Competitiveness and the Increasing Strategy of Competitiveness in Tourism Sector of Ternate City, North Maluku Province,” J. Life Econ., vol. 4, no. 4, pp. 11–32, 2017, doi: 10.15637/jlecon.224.
[5] Defri Elias Simatupang, “OPTIMALISASI PENGELOLAAN SITUS BUKIT KERANG KAWAL DARAT (BKKD) MELALUI ECONSULTATION,” Kebudayaan, vol. 15, 2020.
[6] S. Wahyuni et al., “OPTIMALISASI APLIKASI MEDIA SOSIAL DALAM MENDUKUNG PENDAHULUAN Desa Petang Serai adalah salah satu Desa yang terdapat di Tanjung Pura . Mayoritas mata pencarian penduduknya adalah bertani , peternak ikan lele , jangkrik . Desa Pematang Serai memiliki Bumd,” Jurdimas R., vol. 3, no.2, pp. 129–134, 2020.
[7] J. Jević, V. Pavković, and G. Jević, “The role of social media in contemporary tourism business,” Oditor, vol. 7, no. 2, pp. 133–156,
2021, doi: 10.5937/oditor2102133j.
[8] S. Yacob, J. Johannes, and N. Qomariyah, “Does Destination Attractiveness and Destination Image Create Increase of Visiting
Intention in Indonesia Rural Tourism?,” Sriwij.Int. J. Dyn. Econ. Bus., vol. 3, no. 2, p. 122,2019, doi: 10.29259/sijdeb.v3i2.122-133.
[9] A. Kusumawati, “Exploring and Measuring City Brand Personality in Small Cities,” Adv.Soc. Sci. Educ. Humanit. Res., vol. 343, no.
Icas, pp. 300–306, 2019, doi: 10.2991/icas-19.2019.61.
[10] I. C. Hatibie, “PERAN E-MARKETING DALAM OPTIMALISASI DESTINASI WISATA: ANALISIS KONTEN DAN PENDEKATAN KONSEPTUAL,” Tulisan Ilm. Pariwisata, vol. 4, no. 1, pp. 32–41, 2021.
[11] D. Dagnachew Nega and W. Engdu Gebrewold, “Religious Tourism Development in Ethiopia: Challenges and Opportunities at Adyame Yordanos Wonkshet St. Gabriel Monastery,” J. Tour. Hosp. Sport. (ISSN Online) 2312-5179 , vol. 40, pp. 2312–5187,
2019, doi: 10.7176/JTHS.
[12] F. Farida, Z. Zulaikha, and H. E. Putro,“Desentralisasi Wisata Religi Indonesia Melalui City Branding Wisata Kabupaten Bangkalan Madura,” Bricol. J. Magister Ilmu Komun., vol. 6, no. 02, p. 223, 2020, doi:10.30813/bricolage.v6i02.2149.
[13] A. Suprasetio, S. Narulita, and H. Humaidi,“Konstruksi Baru & Pengembangan Wisata Religi di DKI Jakarta,” Hayula Indones. J.
Multidiscip. Islam. Stud., vol. 3, no. 2, pp. 157–172, 2019, doi: 10.21009/hayula.003.2.03.
[14] P. Cuesta-Valiño, F. Bolifa, and E. NúñezBarriopedro, “Sustainable, smart and muslimfriendly tourist destinations,” Sustain., vol. 12,
no. 5, pp. 1–13, 2020, doi: 10.3390/su12051778.
[15] A. Tantowi, “Open Access Tourism Impact on the Regional Economy ( Case Study of the Kalimantan Tengah Province ),” Am. J.
Humanit. Soc. Sci. Res., vol. 5, no. 11, pp. 128–133, 2021.